Kode Jarwo

Bukan, bukan bermaksud untuk memahami pembaca. "mu" yang ada di judul ini diperuntukkan untuk diri saya sendiri. Tapi kalau kamu mau ikut serta ambil bagian di "mu" nya, silakan.


Ryan Howes, seorang Ph.D. psikologis klinis California mengatakan, setiap orang memiliki cara yang unik dan berbeda untuk menghadapi dan menjalani hidupnya. Jadi, di sini saya hanya akan memberi tau apa yang saya lakukan untuk memahami diri saya sendiri. Bila kamu mencobanya namun tak berhasil, jangan salahkan saya — salahkan dirimu sendiri karena kamu bukan saya.


Lanjut ke pembahasan awal.


Menurut saya, setiap orang perlu untuk memahami, menerima, dan menyayangi dirinya sendiri. Bila tidak, apa yang akan terjadi? Tentu akan terjadi self-harm, selalu menyalahkan diri sendiri, hingga munculnya keinginan untuk mengakhiri hidup (mengakhiri hidup, bukan mengakhiri masalah). Generasi-generasi jaman sekarang seperti generasi Z cenderung mengalami masalah krisis kepercayaan diri. Hal inilah yang membuat mereka lebih sering mengalami stres, pusing, hingga berujung depresi yang berkepanjangan.


Tentu ini bukanlah hal sepele. Generasi muda harus bisa menghargai, memahami, menerima, serta berdamai dengan diri sendiri agar bisa meningkatkan kemampuan diri guna menghadapi masa depan. Menghargai diri sendiri memanglah tidak mudah, tapi kamu pasti bisa melakukannya. Biasanya, saya melakukan hal-hal berikut untuk menghargai, memahami, dan menerima diri saya sendiri.


Minta masukan dari orang terdekat

Hal pertama yang saya lakukan adalah apabila saya mendapatkan masalah atau pilihan sulit, saya pasti akan menanyakannya terlebih dahulu ke orang-orang terdekat. Walaupun menurut mu pilihanmu itu tepat, namun kamu tetap memerlukan pendapat dari orang yang lebih mengerti dan paham seperti orang tua. Jangan sampai di akhir kamu menyesal karena salah pilih. Lama kelamaan, kamu akan paham dengan dirimu sendiri kalau setiap orang butuh pendapat dari orang lain juga, walaupun kamulah yang akan menentukan pilihan dan kamu juga yang akan merasakannya.

Beri hadiah kepada diri sendiri

Cara kedua yang saya lakukan adalah dengan memberi hadiah kepada diri sendiri ketika berhasil melakukan sesuatu. Semisal saya selesai menyelesaikan masalah di coding, saya akan beristirahat sebentar dan membelikan diri makanan yang saya inginkan. Tidak perlu yang mahal, cukup hadiah-hadiah kecil yang lagi kamu inginkan saja. 

Istirahat yang cukup

Kerjaan dan tugas memanglah menumpuk, tapi hargai dirimu. Dia juga butuh istirahat. Biasanya saya akan beristirahat sejenak dengan berebahan, lalu melanjutkan pekerjaan. 

Selalu melakukan sesuatu dengan sepenuh hati

Hal terakhir yang biasa saya lakukan adalah dengan mengerjakan semua hal dengan sepenuh hati. Cara ini cukup ampuh membuat saya selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu, sehingga hasilnya pun maksimal dan tentu akan mengurangi tingkat depresi. Bila tugas menumpuk, kerjakan tugas itu satu persatu dengan sebaik mungkin sehingga nilai yang akan kamu dapatkan pun akan maksimal pula.

Sudah, itu aja cukup. Membaca doang gak cukup, kamu juga harus take-action. Sekarang, kembali ke duniamu, Ferguso.